SistemKelistrikan Sepeda Motor - sistem kelistrikan merupakan sebuah rangkaian untuk melaksanakan sebuah fungsi yang membutuhkan aliran listrik. Tidak hanya mobil, ternyata sepeda motor juga memiliki sistem kelistrikan yang tak kalah kompleksnya. Sistem kelistrikan pada sepeda motor terdiri dari beberapa macam antara lain Sistem kelistrikan body
240 Gambar Modifikasi Motor Keren Berbagai Merek; Motor Listrik Honda PCX, Begini Cara Mengendarai Yang Aman Salah satu penyebab rangkaian kelistrikan motor adalah karena adanya tegangan suplai terlalu tinggi, misalnya untuk lampu pijar di area yang rusak. Sistem kelistrikan motor di sepeda motor yang lain adalah kiprok atau dalam
Didalam sepeda motor terdapat suatu rangkaian yang memiliki peran yang sangat penting yakni suatu sistem kelistrikan, yang mana dalam sistem ini sebagai penyuplai atau sebagai jalur untuk penyediaan arus listrik yang dibutuhkan baik untuk proses pembakaran maupun mekanisme kinerja mesin lainnya.
RangkaianKelistrikan Sepeda Motor Seri Dan Paralel March 8th, 2019 - Rangkaian Seri Pada Sistem Kelistrikan Sepeda Motor Tipe penyambungan rangkaian seri yaitu bila dua atau lebih tahanan R1 R2 dan R3 dan seterusnya dirangkaikan di dalam satu sirkuit rangkaian seperti gambar 1 di bawah ini sehingga hanya ada satu jalur untuk mengalirnya arus
PEMELIHARAANSISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Cara kerja rangkaian Ketika Kunci kontak di hubungkan maka arus mengalir dari baterai menuju saklar lampu kepala, saat lampu kepala di gerakkan sekali (posisi 1) tuas PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Gambar 6. Konstruksi Bola Lampu filament tungsten b) Bola lampu quartz-halogen Pada
Poinpembahasan 16+ Skema Kelistrikan Motor Yamaha Simple Dan Minimalis adalah : skema kelistrikan motor jupiter z, warna kabel motor yamaha dan fungsinya, skema pengapian vega zr, warna kabel spul jupiter z, rangkaian kabel body jupiter z, jalur kabel spul jupiter z, warna kabel pulser yamaha, jalur kabel spul vega lama,
m3hI0bA. Advertisement Sistem kelistrikan sepeda motor - Meskipun rangkaiannya lebih sederhana dari pada kelistrikan mobil, komponen-komponen pada sistem kelistrikan sepeda motor juga tidak bisa dikatakan sedikit. Lihat saja pada bagian depan motor, selain lampu kita juga menemukan panel-panel indikator yang masuk dalam sistem kelistrikan sepeda motor. Apalagi kalau motor kita sudah berteknologi efi, pastinya skema kelsitrikannya juga bertambah rumit. Namun, pada artikel ini akan kita bahas dengan tuntas semua komponen sistem kelustrikan sepeda motor beserta masing-masing fungsinya. Secara umum komponen sistem kelistrikan dibagi menjadi tiga kelompok yakni ; Power source Control Load Wiring Tapi setiap kelompok tersebut memiliki beberapa komponen lagi. Apa saja ? silahkan simak lanjutan artikel ini untuk lebih jelasnya. Komponen Sistem Kelsitrikan Motor dan Fungsinya 1. Baterai Baterai adalah sumber arus bagi sistem kelistrikan motor. Namun, pada sepeda motor fungsi baterai sebenarnya tidak terlalu keras karena baterai ini hanya diperlukan ketika kita menyalakan sistem kelistrikan ketika mesin masih mati. Contohnya pada sistem starter. Ini karena suplai arus listrik utama akan dipenuhi oleh komponen spul selaku altnator yang menghasilkan listrik. Saat spul bekerja, fungsi baterai tidak lagi senagai sumber arus melainkan sebagai penyimpan arus listrik. Meski bentuk baterai motor itu lebih kecil dibandingkan baterai mobil namun voltasenya masih sama yakni 12 volt. Yang berbeda hanyalah daya dari baterai tersebut, baterai motor yang ukurannya lebih kecil jelas dayanya juga lebih kecil. 2. Spul dan kiprok Komponen berikutnya juga termasuk dalam power suplai kelistrikan motor. Spul berfungsi layaknya generator yang bertugas menghasilkan arus listrik, sementara kiprok atau regulator bertugas meregulasi listrik yang dihasilkan spul. Mengapa listrik dari spul harus melewati regulator ? Ini karena arus listrik yang dihasilkan tidak konstan pada satu titik tegangan. Tegangan listrik ini bervariasi tergantung RPM mesin, artinya saat RPM rendah tegangannya juga rendah dibawah 12 V, begiru pula ketika RPM tinggi tegangan yang terbentuk lebih dari 14 volt. Tugas kiprok untuk mencegah terjadinya over charging untuk mengamankan rankaian kelistrikan. 3. Switch and Module Switch adalah sakelar yang berfungsi sebagai tempat mengaktifkan sebuah sistem kelistrikan. Kita bisa menemukan saklar ini pada stang motor, ada banyak saklar yang didominasi oleh saklar lampu. Beberapa switch yang ada pada motor secara umum adalah seperti berikut ; Saklar lampu utama low beam Saklar lampu jauh high beam Saklar sein kiri dan kanan Saklar klakson Saklar Starter Saklar lampu flash optional Selain dari saklar, ada pula komponen pengontrol yang bergerak secara otomatis. Namanya module, fungsi module ini sebenarnya hampie sama dengan switch manual yakni untuk mengaktifkan sebuah sistem kelistrikan secara otomatis sesuai kondisi yang di tetapkan. Artinya, kita tidak perlu melakukan pengaktifan secara manual. Contohnya bisa anda lihat pada engine management system yang terdapat pada motor injeksi. Disitu, sistem bahan bakar digerakan oleh ECU yang bisa mengatur suplai bensin secara otomatis. 4. Wiring Wiring atau kabel merupakan serangkaian kabel yang berfungsi menghubungkan arus listrik dari power source melewati saklar dan sampai ke beban. Karena didalam sistem kelistrikan motor itu banyak macamnya, maka wiring ini juga dibedakan menggunakan sistem warna. Contoh untuk menentukan masa maka kabel yang dipakai itu berwarna hitam, sedangkan untuk kabel yang mengandung powee source biasanya berwarna merah. Sistem pembedaan warna ini ditujukan untuk mempermudah pendeteksian masalah apabila ada gangguan kelistrikan pada motor. 5. Load atau beban Load atau beban merupakan ujung tombak dari suatu rangkaian kelistrikan yang berfungsi untuk melakukan perubahan energi dari listrik menjadi energi yang diinginkan. Didalam motor ada banyak load seperti misalnya lampu. Lampu bolam/LED merupakan beban yang mengubah energi listrik menjadi cahaya. Selain itu ada juga klakson yang mengubah energi listrik menjadi suara. Selain pada area body, load juga bisa kita temukan pada mesin. Contohnya busi yang mengubah energi listrik menjadi percikan api dan injektor yang mengubah energi listrik menjadi gerakan membuka katup. 6. Pengaman rangkaian Satu lagi komponen yang tak kalah penting pada sistem elektrikal sepeda motor adalah komponen pengaman rangkaian. Komponen yang masuk dalam pengaman ini adalah fuse dan relay. Fuse akan mencegah terjadinya aliran arus listrik berlebih yang bisa menyebabkan kebakaran pada suatu rangakaian kelistrikan. Sementara relay dipakai untuk mengamankan kelompok komponen saklar dari arus besar. Kedua komponen ini, tidak terlepaskan pada sebuah sistem kelistrikan baik pada mobil maupun sepeda motor. Demikian artikel lengkap dan jelas mengenai komponen sistem kelistrikan sepeda motor semoga bisa menambah wawasan kita dan bermanfaat bagi kita semua. Facebook Twitter Whatsapp
Apakah Anda mencari gambar tentang Gambar Rangkaian Kelistrikan Sepeda Motor? Terdapat 49 Koleksi Gambar berkaitan dengan Gambar Rangkaian Kelistrikan Sepeda Motor, File yang di unggah terdiri dari berbagai macam ukuran dan cocok digunakan untuk Desktop PC, Tablet, Ipad, Iphone, Android dan Lainnya. Silahkan lihat koleksi gambar lainnya dibawah ini untuk menemukan gambar yang sesuai dengan kebutuhan anda. Lisensi GambarGambar bebas untuk digunakan digunakan secara komersil dan diperlukan atribusi dan retribusi.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sepeda motor pada saat ini telah menjadi moda transportasi yang paling digemari oleh masyarakat. Hal ini didukung dengan berlomba-lombanya para produsen sepeda motor dalam memproduksi sepeda motor dengan berbagai macam model, teknologi serta strategi pemasaran yang sangat menarik oleh para dealerdealer resmi. Perawatan yang sederhana serta tidak membutuhkan biaya perawatan yang terlalu tinggi juga menambah alasan bagi masyarakat luas untuk memilih sepeda motor sebagai moda transportasi. Maka tidak heran jumlah kendaraan bermotor di Indonesia pada 2013 lalu mencapai 104,211 juta unit Berdasarkan kondisi tersebut, maka peluang pekerjaan dalam dunia industri otomotif khususnya sepeda motor masih sangat luas. Dengan demikian maka para lulusan SMK diharapakan mempunyai kompetensi yang memadai dalam bidang perbaikan sepeda motor. Tuntutan tersebut juga akan berlaku bagi para guru SMK untuk juga mampu menguasai materi tentang sepeda motor yang dibutuhkan siswanya untuk menghadapi tuntutan zaman dan perkembangan teknologi. Untuk menghadapi tantangan tersebut mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Otomotif yang dicetak sebagai tenaga pengajar mendapatkan mata kuliah tentang praktikum sepeda motor. Tujuannya adalah agar para lulusan mahasiswa yang menjadi tenaga pengajar dapat menyampaikan materi tentang kompetensi Sepeda Motor yang dibutuhkan siswa SMK. Mengingat saat ini mata pelajaran sepeda motor pada beberapa SMK hanya menjadi mata pelajaran muatan lokal dan jarang sekali mendapat perhatian khusus sehingga beberapa guru sedikit menyepelekan tentang mata pelajaran ini. Padahal peluang pekerjaan dalam bidang kompetensi ini masih sangat luas. Pada mata kuliah tersebut setiap mahasiswa diwajibkan mampu menyampaikan materi tentang sepeda motor yang dibagi menjadi empat pokok Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 1 pembahasan, yaitu system kerangka/chasis/body, system pemindah tenaga, system kelistrikan dan system bahan bakar. Pada masing-masing system tersebut dijelaskan tentang cara kerja, fungsi komponen serta diagnosis kerusakan yang terjadi. Untuk menyampaikan materi sepeda motor yang harus disajikan maka disusunlah makalah yang berjudul “Sistem Kelistrikan Sepeda Motor”. System kelistrikan tersebut meliputi system penerangan, system pengapian, system pengisian, dan system starter. System-sistem tersebut akan dibahas lebih jelas pada pembahasan berikutnya. Dengan ditulisnya makalah ini maka diharapkan mahasiswa mampu menyajikan materi tentang sepeda motor dan menguasi kompetensinya serta dapat dijadikan referensi tambahan tentang kompetensi system kelistrikan sepeda motor. B. TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan dan manfaat dari ditulisnya makalah yang berjudul “Sistem Pengapian Sepeda Motor” secara umum adalah untuk memenuhi kebutuhan materi tentang system kelistrikan pada matakuliah sepeda motor. Tujuan khususnya adalah sebagai berikut 1. Agar mahasiswa mampu membuat materi dan referensi tentang system kelistrikan pada sepeda motor. 2. Agar mahasiswa mampu menguasai materi tentang system kelistrikan pada sepeda motor. 3. Agar mahasiswa mampu menyampaikan materi tentang system kelistrikan sepeda motor. 4. Agar mahasiswa mampu menguasai kompetensi tentang system kelistrikan sepeda motor. C. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah tentang system kelistrikan sepeda motor ini adalah 1. Apa yang dimaksud dengan system kelistrikan pada sepeda motor? Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 2 2. System apa saja yang termasuk dalam system kelistrikan sepeda motor? 3. Bagaimana cara kerja dari masing-masing system tersebut? 4. Bagaimana cara perawatan dan diagnosis kerusakan pada masing-masing system tersebut? Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 3 BAB II PEMBAHASAN A. SISTEM KELISTRIKAN PADA SEPEDA MOTOR Hampir pada semua jenis kendaraan yang ada terdapat suatu system yaitu system kelistrikan. Baik kendaraan yang menggunakan teknologi motor bensin ataupun kendaraan yang menggunakan teknologi motor diesel. Lampu yang terdapat pada kendaraan yang berfungsi sebagai system penerangan juga merupakan bagian dari system kelistrikan. Bahkan untuk menggerakan suatu mesin/motor pada kendaraan juga menggunakan arus listrik sebagai sumber energy utamnya, yaitu mengunakan motor starter. Motor starter berfungsi mengubah arus listrik menjadi energy gerak sehingga dapat menghidupkan suatu motor/mesin pada kendaraan. Pada kendaraan yang menggunakan teknologi motor bensin sistem kelistrikan memegang peranan penting. Pada motor bensin, proses pembakaran membutuhkan suatu percikan bunga api yang dihasilkan oleh busi. Percikan bunga api oleh busi tersebut merupakan hasil dari system kelistrikan, dimana arus listrik yang terdapat pada busi terjadi konsleting sehingga menimbulkan percikan bunga api. Sepeda motor yang juga menggunakan teknologi motor bensin pada saat bekerjanya juga akan dipengaruhi oleh system kelistrikan. Pada sepeda motor, system kelistrikan adalah “suatu system yang berfungsi menyediakan arus listrik untuk mendukung sistem yang bekerja pada proses pembakaran dan sistem pendukung lainnya yang bekerja sistem untuk mendukung kinerja tersebut diantaranya adalah mesin”belajar-otomotifsystem starter, system pengisian/system pembangkit, system pengapian dan system penerangan atau system kelistrikan body. Berikut ini akan dibahas tentang fungsi, komponen, cara kerja dan diagnosa kerusakan pada system-sistem tersebut. B. SYSTEM STARTER System starter atau yang dikenal juga dengan system penggerak mula merupakan system yang berfungsi sebagai system yang memberikan tenaga putar Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 4 pertama untuk mesin sehingga mesin tersebut menyala. Menurut Nugraha Setya dalam Modul Sistem Starter UNY menyebutkan bahwa “Sistem starter berfungsi memberikan tenaga putar bagi mesin untuk memulai siklus kerjanya”. Pada system starter tenaga yang digunakan sebagai penggerak mula suatu mesin bermacam-macam. Tetapi yang digunakan pada sepeda motor hanya dua jenis yaitu sistem starter dengan penggerak motor listrik elektrik starter dan menggunakan penggerak mekanik/tenaga manusia kick starter. Sistem kelistrikan pada sepeda motor melayani kinerja dari sistem starter dengan penggerak motor listrik, yang bekerja dengan cara mengubah energy listrik menjadi energy gerak/mekanik untuk penggerak mula suatu mesin/motor. Umumnya, motor listrik dipasangakan pada poros engkol menggunakan perantara roda gigi ,aupun rantai. Motor starter memperoleh sumber energy listrik dari baterai, sehingga motor starter harus mampu menghasilkan momen yang besar dari energy listrik yang hanya 12 v dari baterai. Dengan menggunakan elektrik starter, maka kinerja manusia dalam mengidupkan suatu mesin sepeda motor menjadi lebih mudah. 1. Komponen Sistem Elektrik Starter Sepeda Motor a. Baterai. Merupakan sebuah alat elektro-kimia yang dibuat untuk mensuplai energi listrik tegangan rendah pada sepeda motor menggunakan 6 Volt dan atau 12 Volt ke sistem pengapian, starter, lampu dan komponen kelistrikan lainnya. Baterai menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkan apabila diperlukan sesuai beban/sistem yang memerlukannya. b. Kunci kontak. Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus On-Off rangkaian kelistrikan sepeda motor. c. Relay starter. Sebagai relay utama sistem starter yang berfungsi untuk mengurangi rugi tegangan yang disalurkan dari baterai ke motor starter. d. Saklar starter. Berfungsi sebagai saklar starter yang bekerja pada saat kunci kontak pada posisi ON. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 5 e. Motor starter. Merupakan motor starter listrik kebanyakan tipe DC yang berfungsi untuk mengubah tenaga kimia baterai menjadi tenaga putar yang mampu memutarkan poros engkol untuk menghidupkan mesin Gambar 1. Letak Komponen Sistem Starter 2. Cara Kerja. Sistem starter bekerja pada beberapa kondisi, yaitu pada saat kunci kontak OFF, pada saat kunci kontak ON saklar starter belum tertekan dan saat kunci kontak ON saklar starter ditekan. Gambar 2. Skema rangkaian sistem starter Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 6 a. Pada saat kunci kontak OFF. Hubungan baterai sebagai sumber tegangan listrik dengan rangkaian sistem starter terputus, tidak ada arus yang mengalir sehingga sistem starter tidak dapat digunakan. b. Pada saat kunci kontak ON, saklar starter belum ditekan. Jika saklar starter belum ditekan tetapi kunci kontak ON, maka arus dari baterai akan mengalir ke relay starter akan tetapi motor starter belum menyala. c. Pada saat kunci kontak ON saklar starter ditekan. Apabila tombol starter ditekan posisi START pada saat kunci kontak ON, maka kemudian sistem starter akan mulai bekerja dan arus akan mengalir Baterai ⇒ Sekering ⇒ Kunci Kontak ON ⇒ Kumparan Relay Starter ⇒ Tombol Starter START ⇒ massa. Motor starter akan bekerja memutarkan poros engkol dengan cara mengubah arus listrik menjadi gerak putar. d. Mekanisme penggerak motor starter. Motor starter dihubungkan pada poros engkol melaluai dua mekanisme penggerak. Mekanisme penggerak bertujuan untuk meningkatkan momen putar melalui gigi reduksi dan mencegah berputarnya motor starter saat mesinsudah menyala. Kedua mekanisme tersebut yaitu mekanisme menggunakan rantai penggerak dan sprocket dan mekanisme penghubung menggunakan roda gigi. Gambar 3. Mekanisme penggerak motor starter Mesin akan mulai berputar karena digerakkan oleh motor listrik melalui perantaraan rantai starter atau roda gigi. Agar setelah mesin hidup motor Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 7 starter tidak ikut berputar pada rotor flywheel dipasangkan mekanisme kopling satu arah. Gambar 4. Cara kerja kopling satu arah 3. Pemeriksaan dan Perawatan Sistem Starter a. Pemeriksaan dan perawatan baterai baterai Memeriksan cairan baterai/air aki. Memeriksa berat jenis baterai dengan hydrometer. Memeriksa selang-selang ventilasi baterai. b. Pemeriksaan relay starter Menekan saklar starter saat kunci kontak ON. Harus terdapat bunyi klik pada relay starter. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 8 Jika tidak terdapat bunyi klik maka periksa tegangan pada terminal relay starter yang menuju tombol starter, harus terdapat tegangan 12 v. Jika tidak ada tegangan maka periksa hubungan/kontinuitas pada kumparan relay starter. Jika tidak ada hubungan ganti relay starter. c. Memeriksa motor starter Melakukan pembongkaran dan pelepasan motor starter. Periksa komutator. Jika warna beubah maka terjadi huungan singkat dengan kumparan armature. Pemeriksaan bantalan. Pemeriksaan kumparan armature. Pemeriksaan kontinuitas kumparan dan kebocoran kumparan. Memeriksa sikat arang. Meliputi panjang sikat, pegas, hubungan singkat terminal kabel dan kontinuitasnya. d. Memeriksa mekanisme kopling satu arah Melepas kopling starter Memeriksa sil terhadap kerusakan. Memeriksa bantalan jarum. Memeriksa pengglinding kopling satu arah. Gambar 5 Pemeriksaan mekanisme kopling satu arah 4. Diagnosis Kerusakan Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 9 Langkah utama sebelum melakukan diagnosis kerusakan adalah periksa kabel-kabel pada sistem dari hubungan longgar atau berkarat. Berikut ini adalah gejala kerusakan pada sistem starter dan diagnosa kerusakannya. a. Motor starter tidak berputar b. Motor starter berputar pelan Tegangan baterai lemah. Ada tahanan yang berlebihan di dalam rangkaian kelistrikan sistem starter. Kabel motor starter, kabel massa atau kabel positip baterai longgar. Sikat motor starter aus. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 10 c. Motor starter berputar tetapi mesin tidak ikut berputar Kopling starter rusak. Rantai penggerak/sprocket atau roda gigi starter rusak. d. Motor starter dan mesin berputar tetapi mesin tidak hidup Putaran motor starter terlalu pelan. Sistem pengapian rusak. Problem lain pada mesin kompresi rendah, busi kotor, dsb. C. SYSTEM PENGAPIAN Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sepeda motor menggunakan teknologi motor bensin pada proses pembakarannya membutuhkan percikan bunga api yang disupali oleh sistem kelistrikan. Sistem kelistrikan yang menghasilkan percikan bunga api pada proses pembakaran disebut dengan sistem pengapian. Menurut Nugraha Setya dalam Modul Sistem Starter UNY menyebutkan bahwa “Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder”. Pada sepeda motor, sistem pengapian terbagai menjadi beberapa macam. Menurut sumber tegangannya terbagi menjadi sistem pengapian baterai DC dan sistem pengapian magnet AC. Menurut perkembangan teknologinya maka sistem pengapian dibagi menjadi dua macam yaitu sistem pengapian konvensional platina dan sistem pengapian elektronik CDI. Dikarenakan pada kondisi saat ini semua kendaraan telah menggunakan sistem pengapian elektronik, maka pada pembahasan berikut ini akan dibahas mengenai sistem pengapian elektronik baterai DC dan magnet AC. Pengapian elektronik pada sepeda motor lebih dikenal dengan sistem pengapian CDI Capacitor Discharge Ignition. Sistem pengapian CDI merupakan sistem pengapian elektronik yang bekerja dengan memanfaatkan pengisian charge dan pengosongan discharge muatan Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 11 kapasitor. Proses pengisian dan pengosongan muatan kapasitor dioperasikan oleh saklar elektronik seperti halnya kontak platina pada sistem pengapian konvensional. Sebagai pengganti kontak platina, pada sistem pengapian elektronik digunakan SCR/Silicon Controlled Rectifier yang disebut Thyristor switch. SCR bekerja berdasarkan sinyal-sinyal listrik, sehingga pada sistem pengapian elektronik didapatkan beberapa keuntungan yaitu 1 Keuntungan Mekanik Tidak terdapat gerakan mekanik/gesekan antar komponen pada SCR, sehingga tidak terjadi keausan komponen. Tidak memerlukan perawatan/penyetelan dalam jangka waktu yang pendek seperti pada sistem pengapian konvensional. Kerja sistem pengapian elektronik stabil karena tidak ada keausan komponen sehingga bahan bakar relatif ekonomis karena pembakaran lebih sempurna. Tidak sensitif terhadap air karena komponen sistem pengapian dapat dikemas kedap air. 2 Keuntungan Elektrik Tegangan pengapian cukup besar dan konstan, sehingga pembakaran lebih sempurna dan kendaraan mudah dihidupkan. Busi menjadi lebih awet karena pembakaran lebih sempurna. 3 Kekurangan Sistem Elektrik Apabila terjadi kerusakan terhadap salah satu komponen di dalam unit CDI, berakibat seluruh rangkaian CDI tidak dapat bekerja dan harus diganti satu unit. Biaya/harga penggantian unit CDI relatif lebih mahal. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sistem pengapian pada sepeda motor menurut sumber tegangannya terbagi menjadi dua macam, yaitu pengapian baterai Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 12 DC dan pengapian arus bolak-balik AC. Pengapian arus bolak-balik AC sumber tegangan didapat dari alternator, sehingga arus yang digunakan merupakan arus bolak-balik AC. Sedangkan pengapian baterai DC sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai yang disuplay oleh sistem pengisian, sehingga arus yang digunakan merupakan arus searah DC. 1. Sistem Pengapian Elektronik Magnet CDI-AC Komponen-komponen yang bekerja pada sistem pengapian diantaranya adalah a. Sumber Tegangan. Berfungsi sebagai penyedia tegangan yang diperlukan oleh sistem pengapian. Sumber tegangan sistem pengapian magnet elektronik AC merupakan sumber tegangan AC Alternating Current, berupa Alternator Kumparan Pembangkit/stator dan Magnet/rotor. Alternator berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjadi tenaga listrik arus bolak-balik AC. Pada sepeda motor, rotor juga berfungsi sebagai fly wheel. b. Kunci Kontak Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus On-Off rangkaian pengapian dan rangkaian kelistrikan lainnya pada sepeda motor. Kunci kontak untuk pengapian AC merupakan tipe pengendali massa. Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak membelokkan tegangan dari sumber tegangan alternator yang dibutuhkan oleh sistem pengapian ke massa melalui terminal IG dan E kunci kontak, sehingga sistem pengapian tidak dapat bekerja. Di sisi lain, pada posisi OFF dan LOCK kunci kontak juga memutuskan hubungan tegangan + baterai terminal BAT dan BAT 1 sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan. Pada posisi ON, kunci kontak memutuskan hubungan terminal IG dan E, sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator diteruskan ke Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 13 sistem pengapian. Sistem pengapian dapat dioperasikan, disamping itu hubungan terminal BAT dan BAT 1 terhubung sehingga seluruh sistem kelistrikan dapat dioperasikan. Gambar 6. Kunci kontak c. Koil Pengapian Koil pengapian Ignition Coil, berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari sumber tegangan alternator menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian. Gambar 7. Koil pengapian d. Unit CDI arus bolak-balik AC-CDI Unit AC-CDI, merupakan serangkaian komponen elektronik yang berfungsi sebagai saklar rangkaian primer pengapian, menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang dimanfaatkan untuk melakukan pengisian charge dan pengosongan discharge muatan kapasitor, kemudian dialirkan melalui kumparan primer koil pengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi elektromagnet. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 14 1 RECTIFIER RECTIFIER 2 CAPACITOR 3 THYRISTOR SWITCH 4 Keterangan 1 Dari sumber tegangan alternator. 2 Dari signal generator. 3 Ke ignition coil. 4 Massa CDI CDI adalah sebagai berikut Rectifier bekerja menyearahkan arus AC yang dihasilkan oleh sumber tegangan alternator maupun oleh signal generator pick up coil. Kapasitor capacitor menyimpan energi hasil induksi dari kumparan stator alternator dimana terdapat magnet permanen yang berputar rotor alternator di dekat kumparan stator. Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang akan mengosongkan kapasitor yang sudah bermuatan tersebut, sinyal trigger didapatkan dari arus yang dihasilkan oleh pick up coil yang mengalir melalui kaki Gate G. Akibatnya Thyristor aktif dan menghubungkan kedua terminal kapasitor melalui terhubungnya terminal Anoda A dan Katoda K pada Thyristor. Kapasitor akan melepaskan muatannya secara cepat discharge melalui kumparan primer koil pengapian Ignition Coil untuk menghasilkan induksi pada kumparan primer maupun induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder koil pengapian. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 15 e. Kumparan Pembangkit Pulsa pick up coil Kumparan Pembangkit Pulsa Signal generator/Pick up coil, bekerja bersama reluctor sehingga menghasilkan sinyal trigger pemicu yang dimanfaatkan oleh Thyristor untuk mendischarge seluruh muatan kapasitor. Pick up coil terdiri dari suatu lilitan kecil yang akan menghasilkan arus listrik AC apabila dilewati oleh perubahan garis gaya magnit yang dilakukan oleh reluctor yang terpasang pada rotor alternator. Prinsip kerja pick up coil dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 2 1 3 + 0 - 1 2 3 Gambar 8. Prinsip kerja kumparan penghasil pulsa Keterangan 1 Reluctor mencapai pickup coil 2 Reluctor di tengah pick up coil 3 Reluctor meninggalkan pick up coil f. Busi Busi terbagi menjadi 3 jenis, yaitu busi panas, busi dingin dan busi sedang. Busi dingin adaalah busi yang mempunyai kemampuan untuk menyerap dan melepas/membuang panas dengan cepat sekali. Busi dingin biasanya digunakan pada mesin yang temperatur kerja dalam ruang bakarnya tinggi. Sedangkan busi panas adalah busi dengan kemampuan menyerap dan melepas panas yang lambat. Jenis ini digunakan untuk mesin yang temperatur kerja dalam ruang bakarnya rendah. Berikut ini adalah penjelasan tentangsistem kode busi. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 16 Berikut ini akan dibahas tentang bagaimana cara kerja dari sistem pengisian elektronik arus bolak-balik CDI-AC dan gambar skema sistem pengapian magnet elektronik. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 17 Gambar 9 skema sistem pengapian magnet elektronik. a. Pada saat kunci kontak OFF Kunci kontak dalam posisi terhubung dengan massa. Arus listrik yang dihasilkan sumber tegangan Alternator dibelokkan ke massa melalui kunci kontak, tidak ada arus yang mengalir ke unit CDI sehingga sistem pengapian tidak bekerja dan motor tidak dapat dihidupkan. b. Pada saat kunci kontak ON Hubungan ke massa melalui kunci kontak terputus sehingga arus listrik yang dihasilkan alternator akan mengalir masuk ke sistem pengapian. Ketika rotor alternator magnet berputar, kumparan stator menghasilkan arus listrik ⇒ disearahkan dioda ⇒ mengisi kapasitor sehingga muatan kapasitor penuh. Pada saat yang ditentukan saat pengapian, arus sinyal dihasilkan oleh signal generator pick up coil. Arus sinyal pick up coil ⇒ Gate G Thyristor switch dan mengaktifkan Thyristor. Thyristor aktif kaki Anoda ke Katoda terhubung dan arus listrik dapat mengalir dari kaki Anoda A ⇒ K. Katoda Hal ini akan menyebabkan kapasitor terdischarge dikosongkan muatannya dengan cepat ⇒ melalui kumparan primer koil pengapian ⇒ massa koil pengapian. Pada kumparan primer koil pengapian dihasilkan tegangan induksi sendiri sebesar 200 – 300 V. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 18 Akhirnya pada kumparan sekunder koil pengapian akan timbul induksi tegangan tinggi sebesar ± 20 KVolt ⇒ disalurkan melalui kabel busi ke busi untuk diubah menjadi pijaran api listrik. 2. Sistem Pengapian Elektronik Baterai CDI-DC Setelah membahas sistem pengapian elektronik magnet CDI-AC, dalam pembahasan selanjutnya akan dibahas tentang sistem pengapian elektronik baterai CDI-DC. Komponen sistem pengapian baterai akan dijelaskan sebagai berikut. a. Sumber tegangan. Sumber tegangan DC Direct Current, berupa Baterai yang didukung oleh sistem pengisian Kumparan Pengisian, Magnet dan Rectifier/Regulator, berfungsi sebagai penyedia tegangan DC yang diperlukan oleh sistem pengapian. Gambar 10. Baterai b. Kunci kontak. Berbeda dengan kunci kontak pada sistem pengapian elektronik magnet, kunci kontak pada sistem pengapian elektronik baterai menggunakan sistem pengendali positip. Pada posisi ON, kunci kontak menghubungkan tegangan + baterai ke seluruh sistem kelistrikan termasuk sistem pengapian untuk mengoperasikan seluruh sistem kelistrikan yang ada. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 19 Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak memutuskan hubungan kelistrikan dari sumber tegangan terminal + baterai yang dibutuhkan oleh seluruh sistem kelistrikan, sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan. Gambar 11. Kunci kontak dan terminalnya c. Koil pengapian Koil pengapian Ignition Coil, berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari sumber tegangan alternator menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian. Gambar 12. Koil d. Unit DC-CDI Merupakan serangkaian komponen elektronik yang berfungsi sebagai saklar rangkaian primer pengapian, menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang dimanfaatkan untuk melakukan pengisian charge dan pengosongan discharge muatan kapasitor, kemudian dialirkan melalui kumparan primer Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 20 koil pengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi elektromagnet. 1 Dari sumber tegangan 2 Dari signal generator pick up coil 3 Ke ignition coil 4 Massa CDI Prinsip kerja dari komponen DC CDI adalah sebagai berikut DC-DC Conventer merupakan serangkaian komponen elektronik yang menaikkan tegangan sumber baterai dan menyearahkannya lagi untuk dialirkan ke kapasitor. Kapasitor capacitor menyimpan energi hasil induksi dari DCDC Conventer sampai kapasitas muatannya penuh. Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang akan mengosongkan kapasitor yang sudah bermuatan tersebut, sinyal trigger didapatkan dari arus yang dihasilkan oleh pick up coil yang terlebih dahulu diperkuat di dalam rangkaian penguat sinyal amplifier, dialirkan ke kaki Gate G. Akibatnya Thyristor aktif dan menghubungkan kedua terminal kapasitor melalui terhubungnya terminal Anoda A dan Katoda K pada Thyristor. Kapasitor akan melepaskan muatannya secara cepat discharge melalui kumparan primer koil pengapian Ignition Coil untuk menghasilkan induksi pada kumparan primer maupun induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder koil pengapian. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 21 e. Kumparan pembangkit pulsa signal generator Bekerja bersama reluctor sehingga menghasilkan sinyal trigger pemicu yang dimanfaatkan oleh Thyristor untuk mendischarge seluruh muatan kapasitor. Komponen ini sama dengan komponen pada sistem pengapian elektronik magnet. f. Busi. Berfungsi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya. Loncatan bunga api terjadi disebabkan adanya perbedaan tegangan diantara kedua kutup elektroda busi ± volt. Pembahasan tentang cara kerja sistem pengapian elektronik baterai CDIDC akan dijelaskan sebagai berikut. Gambar 13. Rangkaian sistem pengapian elektronik baterai a. Saat kunci kontak OFF Hubungan sumber tegangan dengan rangkaian sistem pengapian terputus, tidak ada arus yang mengalir sehingga motor tidak dapat dihidupkan. b. Saat kunci kontak ON Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 22 Kunci kontak menghubungkan sumber tegangan + baterai dengan rangkaian sistem pengapian, sehingga arus listrik dari baterai dapat disalurkan ke unit CDI DC-DC Conventer. Ketika rotor alternator magnet berputar, reluctor ikut berputar. Pada saat reluctor mulai mencapai lilitan pick up coil, lilitan pick up coil akan menghasilkan sinyal listrik yang dimanfaatkan untuk mengaktifkan Switch Transistor Tr pada DC-DC Conventer. Kumparan primer dan sekunder Kump. pada DC-DC Conventer akan bekerja secara induksi menaikkan tegangan sumber ⇒ disearahkan lagi oleh dioda D ⇒ mengisi kapasitor C sehingga muatan kapasitor penuh. * Sinyal yang dihasilkan lilitan pick up coil tersebut belum mampu membuka gerbang Gate Thyristor switch SCR sehingga SCR belum bekerja. Pada saat yang hampir bersamaan saat pengapian, arus sinyal yang dihasilkan oleh signal generator pick up coil mampu membuka gerbang SCR sehingga SCR menjadi aktif dan membuka hubungan arus listrik dari kaki Anoda A ⇒ Katoda K. Hal ini akan menyebabkan kapasitor terdischarge dikosongkan muatannya dengan cepat ⇒ melalui kumparan primer koil pengapian ⇒ massa koil pengapian. Pada kumparan primer koil pengapian dihasilkan tegangan induksi sendiri sebesar 200 – 300 V. Akhirnya pada kumparan sekunder koil pengapian akan timbul induksi tegangan tinggi sebesar ± 20 KVolt ⇒ disalurkan melalui kabel busi ke busi untuk diubah menjadi pijaran api listrik. Setelah membahas komponen dan cara kerja sistem pengapian, maka pembahasan berikutnya adalah perwatan dan pemeriksaan komponen sistem pengapian. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 23 a. Pemeriksaan alternator Pemeriksaan tahanan kumparan pembangkit/stator Pemeriksaan dapat dilakukan dalam keadaan stator tetap terpasang. Dengan ohm meter. . Gambar 14. Pemeriksaan alternator Pemeriksaan magnet/rotor secara visual keretakan, kotoran, kondisi pasak/spie pada poros engkol. Gambar 15. Pemeriksaan magnet rotor Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 24 b. Pemeriksaan dan perawatan baterai Memeriksa cairan baterai. Memeriksa berat jenis baterai Memeriksa cairan baterai c. Pemeriksaan kunci kontak Memeriksa hubungan antar terminal menggunakan ohm meter. . Gambar 16. Pemeriksaan kunci kontak dan terminalnya. d. Pemeriksaan koil pengapian Memeriksa tahanan kumparan primer 0,5-1 . Memeriksa tahanan kumparan skunder dengan cap busi 7,2-8,8 K. Memeriksa tahanan kumparan skunder tanpa cap busi 11,5-14,5 K Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 25 Gambar 17. Pemeriksaan terminal pada koil pengapian Memeriksa kabel tegangan tinggi busi secara visual dan dengan tes percikan. Percikan yang baik lebih dari 6 mm Gambar 18. Pemerksaan kabel tegangan tinggi e. Pemeriksaan CDI Memeriksa kontinuitas antar terminal dengan menggunakan ohm meter. + - SW EXT FP/PC E IGN SW 16 260 18 ~ EXT FP/PC E IGN ~ ~ 260 ~ 180 60 ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ 22 ~ ~ Keterangan 1 SW Switch Bl/W 2 EXT Exiter Bl/R 3 FP/PC Fixed Pulser/Pick up coil Bu/Y 4 E Earth G/W Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 26 5 IGN Ignition Bl/Y f. Pemeriksaan kumparan pembangkit pulsa Memeriksa tahanan kumparan menggunakan Ohm Meter. Tahanan pick up coil 50 – 200 Honda. g. Pemeriksaan dan penyetelan busi Memeriksa keausan elektroda busi Memeriksa warna hasil pembakaran pada ujung insulator dan elektroda busi. Gambar 19. Ujung celah busi Keterangan 1 Normal Ujung insulator dan elektroda berwarna coklat atau abu-abu. Kondisi mesin normal dan penggunaan nilai panas busi yang tepat. 2 Tidak normal Terdapat kerak berwarna putih pada ujung insulator dan elektroda akibat kebocoran oli pelumas ke ruang bakar atau karena penggunaan oli pelumas yang berkualitas rendah. 3 Tidak Normal Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam disebabkan campuran bahan bakar & udara terlalu kaya atau kesalahan pengapian. Setel ulang, apabila tidak ada perubahan naikkan nilai panas busi. 4 Tidak Normal Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam dan basah disebabkan kebocoran oli pelumas atau kesalahan pengapian. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 27 5 Tidak Normal Ujung insulator berwarna putih mengkilat dan elektroda meleleh disebabkan pengapian terlalu maju atau overheating. Coba atasi dengan menyetel ulang sistem pengapian, campuran bahan bakar & udara ataupun sistem pendinginan. Apabila tidak ada perubahan, ganti busi yang lebih dingin. Membersihkan insulator dengan sikat baja. Menyetel celah elektroda busi. Celah 0,6 – 0,7 Gambar 20. Penyetelan celah busi h. Pemeriksaan timming pengapian Pemeriksaan menggunakan timming light dengan langkah sebagai berikut Memasang timing light Mesin dihidupkan pada putaran stasioner ± rpm. Arahkan timing light ke tanda penyesuai pada tutup magnet Gambar 21. Penyetelan top kompresi Waktu pengapian tepat apabila terlihat “Garis-F” sejajar dengan tanda “Penyesuai”. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 28 F F TEPAT Gambar 22. Penyetelan timming pengapian Apabila “Garis-F” terlihat sebelum melewati “Penyesuai”, berarti pengapian terlalu cepat Voor. Sebaliknya, Apabila “Garis-F” terlihat sesudah melewati “Penyesuai”, berarti pengapian terlaku lambat. Pada saat putaran tinggi, waktu pengapian tepat apabila terlihat “Penyesuai” di tengah tanda “Advance //”. F ADVANCE Gambar 23. Penyetelan timming pengapian Pada umumnya, waktu pengapian untuk sistem pengapian elektronik tidak dapat disetel karena konstruksi dudukan komponen pick up coil dan reluctor, dsb dibuat tetap. Jika pengapian tidak tepat maka disebabkan adanya komponen sistem pengapianyang mengalami kerusakan. D. SISTEM PENGISIAN DAN PENERANGAN Sistem pengisian dan penerangan sepeda motor merupakan dua sistem yang saling berkaitan. Hal tersebut dapat dilihat karena sistem tersebut bekerja pada saat kendaraan/motor sudah menyala. Beberapa sistem penerangan yang dapat bekerja Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 29 sebelum motor/kendaraan menyala ada beberapa saja, diantaranya lampu tanda belok maupun klakson. Berikut ini adalah skema rangkaian kedua sistem. Gambar 24. Skema rangkaian sistem pengisian dan penerangan 1. Sistem Pengisian Sistem pengisian berfungsi sebagai pendukung fungsi baterai. Fungsi baterai pada sepeda motor adalah untuk mensuplai kebutuhan listrik pada komponen-komponen sistem kelistrikan seperti motor starter, lampu-lampu dan sistem kelistrikan lainnya. Satu hal yang perlu diingat adalah kapasitas baterai yang sangat terbatas, sehingga tidak akan dapat mensuplai kebutuhan tenaga listrik secara terus-menerus. Baterai harus selalu terisi penuh agar dapat mensuplai kebutuhan listrik setiap waktu yang diperlukan oleh sistem kelistrikan pada sepeda motor tersebut. Untuk itu pada sepeda motor diperlukan sistem pengisian yang memproduksi tenaga listrik untuk mengisi kembali baterai sekaligus mendukung kinerja baterai mensuplai kebutuhan listrik ke sistem yang membutuhkannya pada saat sepeda motor dihidupkan. Berikut ini adalah skema gamar sistem pengisian. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 30 Gambar 25. Skema sistem pengisian Sistem pengisian terdiri dari beberapa komponen, komponen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. a. Sumber Tegangan Sumber Tegangan, berfungsi sebagai penyedia tegangan yang digunakan untuk mengisi baterai dan mensuplai kebutuhan sistemsistem kelistrikan. Sumber tegangan yang digunakan pada sistem pengisian sepeda motor merupakan sumber tegangan AC Alternating Current, yang sering disebut Alternator. Alternator terdiri atas Kumparan Pembangkit Kumparan Stator dan Magnet permanen Rotor, berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjadi tenaga listrik arus bolakbalik AC. Gambar 26. Kumparan stator dan rotor Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 31 b. Baterai Baterai, merupakan penyimpan tenaga listrik yang dihasilkan oleh sistem pengisian, energi listrik diubah kedalam bentuk energi kimia. Baterai juga berfungsi sebagai penyedia tenaga listrik sementara dalam bentuk tegangan DC yang diperlukan oleh sistem-sistem kelistrikan sepeda motor, dengan didukung oleh sistem pengisian. Pada saat kita akan mengisi baterai menggunakan battery charger, besar arus dan lamanya waktu pengisian tergantung dari kapasitas baterai dan prosentase pengosongan baterai yang didapatkan dari hasil pengukuran elektrolit. arus untuk pengisian normal maksimal 10% dari kapasitas baterai, sedangkan untuk pengisian cepat besarnya arus pengisian maksimal 50% dari kapasitas baterai. c. Rectifier merupakan serangkaian komponen elektronik, fungsi utama rectifier adalah sebagai penyearah arus bolak-balik yang dihasilkan alternator menjadi arus searah. Pada sistem pengisian sepeda motor, rectifier juga berfungsi sebagai pengatur/pembatas regulator arus dan tegangan pengisian yang masuk ke baterai maupun ke lampu-lampu pada saat tegangan baterai sudah penuh maupun pada putaran tinggi. Terdapat berbagai jenis rectifier yang digunakan pada sistem pengisian sepeda motor, diantaranya a silikon rectifier, b silikon regulator rectifier, c selenium rectifier, dan d regulator rectifier. a b c d Gambar 27. Jenis rectifier d. Sekring Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 32 Sebagai pengaman dalam rangkaian sistem kelistrikan. Sekring yang biasa digunakan pada sistem pengisian adalah 10 A. 2. Sistem Penerangan Sistem penerangan juga dapat disebut sebagai sistem kelistrikan body standard. Sistem tersebut digunakan sebagai salah satu sistem yang aplikable pada sepeda motor. Fungsi utama dari sistem penerangan adalah untuk menerang jalan bagi pengendara saat malam hari. Selain itu sistem tersebut dapat digunakan sebagai aksesoris tambahan pada sepeda motor. Komponen sistem penerangan lebih sederhana, yaitu baterai sebagai sumber tegangan, saklar, sekring dan lampu/beban. Akan tetapi skema rangkaian pada kendaraan membutuhkan pembahasan yang lebih mendalam. Sistem penerangan terbagi menjadi dua jenis, yaitu sistem penerangan AC dan sistem penerangan DC. a. Sistem Penerangan AC Sumber tegangan didapat dari alternator, sehingga arus yang digunakan merupakan arus bolak-balik AC. Sistem penerangan tipe AC banyak digunakan pada kendaraan tipe Cub. Sistem penerangan tipe AC mempunyai kelemahan dimana untuk mengoperasikan lampu harus menyalakan motor terlebih dahulu, disamping itu nyala lampu tidak stabil, sangat tergantung kepada naik-turunnya putaran motor rpm. Berikut ini skema rangkaiannya. Gambar 28. Skema rangkaian sistem penerangan AC Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 33 b. Sistem Penerangan DC Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai yang disuplay oleh sistem pengisian, sehingga arus yang digunakan merupakan arus searah DC. Keuntungan sistem penerangan tipe DC Lampu penerangan dapat dioperasikan walaupun motor dalam kondisi dimatikan Nyala lampu terang dan stabil, tidak tergantung kepada putaran motor rpm 3. Pemeriksaan dan Perawatan Komponen Sistem Pengisian dan Penerangan a. Pemeriksaan Alternator Pemeriksaan tahanan kumparan pembangkit/stator Pemeriksaan dapat dilakukan dalam keadaan stator tetap terpasang. Dengan ohm meter. . Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 34 Gambar 29. Pemeriksaan alternator Pemeriksaan magnet/rotor secara visual keretakan, kotoran, kondisi pasak/spie pada poros engkol. Gambar 30. Pemeriksaan magnet rotor b. Pemeriksaan dan Perawatan Baterai Memeriksa cairan baterai. Memeriksa berat jenis baterai Memeriksa cairan baterai c. Pemeriksaan rectifier d. Pemeriksaan tegangan pengisian Motor dalam kondisi hidup, dan baterai dalam kondisi terisi penuh. Pasangkan Volt meter dan Amper meter, kemudian lakukan pengukuran. Tegangan pengisian yang diatur 14,0 – 16,0 V pada 5000 rpm Arus 0,5 A – 5 A Gambar 31. Pemeriksaan tegangan pengisian e. Pemeriksaan tegangan yang diatur pada lampu kepala Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 35 Tegangan penerangan yang diatur adalah 10,5 – 14,5 V pada 5000 rpm. Gambar 32. Pemeriksaan tegangan pada lampu kepala f. Memeriksa hubungan terminal saklar lampu penerangan dan saklar dim pada tiap posisi kerjanya menggunakan Ohm meter Gambar 33. Pemeriksaan hubungan saklar lampu g. Penggantian bolam lampu Lepaskan tutup/batok lampu depan Lepaskan tutup debu bola lampu depan, dorong soket bola lampu dan putar berlawanan arah jarum jam dan lepaskan soket. Gambar 34. Melepas Tutup Debu dan Soket Lampu Lepaskan bola lampu depan. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 36 Pasang bola lampu baru dengan mentepatkan tonjolannya dengan alur pada unit lampu depan. Gambar 35. Memasang Bola Lampu Depan Pasang soket bola lampu dan tutup soket bola lampu dengan tanda “TOP” menghadap ke atas. Gambar 36. Memasang soket bolam lampu 4. Diagnose Kerusakan pada Sistem Pengisian dan Penerangan a. Tidak ada arus listrik – Kunci kontak dalam keadaan hidup Baterai mati, disebabkan oleh Baterai tidak terisi Elektrolit baterai kering/menguap Kerusakan pada sistem pengisian Kabel baterai lepas/putus Sekering utama putus b. Tenaga listrik lemah – Kunci kontak dalam keadaan hidup Baterai lemah, karena Elektrolit baterai kurang/Tinggi permukaan elektrolit rendah Muatan baterai bekurang Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 37 Kerusakan pada sistem pengisian Kabel baterai longgar/kendor c. Tenaga listrik kadang-kadang ada/tidak ada Hubungan kabel baterai longgar/kendor Hubungan kabel sistem pengisian longgar/kendor Ada hubungan singkat pada sistem penerangan d. Tenaga listrik lemah – Mesin dalam keadaan hidup Baterai tidak terisi penuh, karena Elektrolit baterai kurang Ada satu atau lebih dari sel baterai yang rusak/mati Kerusakan pada sistem pengisian e. Pengisian baterai berlebihan Ada rangkaian terbuka atau hubungan singkat pada kabel massa regulator/rectifier. Ada kelonggaran/kontak yang kurang baik pada kabel massa regulator/rectifier. Regulator/rectifier rusak. f. Lampu depan tidak menyala atau bola lampu sering terbakar pada saat mesin dihidupkan a Saklar lampu dan/atau lampu jauh rusak b Bola lampu rusak c Kumparan penerangan alternator rusak d Regulator/rectifier rusak e Konektor tidak terhubung dengan baik atau longgar. g. Arah sinar lampu depan tidak berpindah ketika saklar lampu jauh ditekan a Bola lampu terbakar b Saklar lampu jauh rusak c Konektor tidak terhubung dengan baik atau longgar. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 38 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Terdapat 4 sistem kelistrikan pada sepeda motor, yaitu sistem starter, sistem pengapian, sistem pengisian dan penerangan. Keempat sistem tersebut saling berkaitan bekerja, maka diperlukan pembahasan yang menyeluruh pada keempa sistem tersebut Dari pembahasan tentang sistem kelistrkan sepeda motor yang telah dibahas di atas menunujukan bahwa pembahasan pada bagian ini teramat sagat luas. Akan tetapi pada beberapa sistem terdapat komponen-komponen yang sama dengan cara kerja yang sama. B. SARAN Pembahasan dari keempat sistem kelistrikan tersebut berkutat pada komponen, cara kerja, pemeriksaan dan perawatan, serta diagnose kerusakan. Akan tetapi seiring berkembanganya teknologi, sistem-sistem tersebut mengalami berbagai macam perubahan. Maka diharapkan bagi para pembaca untuk terus mencari kekurangan yang dari apa yang telah dituliskan pada makalah ini. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 39 DAFTAR PUSTAKA Nugraha Beni, Sistem Starter Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Nugraha Beni, Sistem Pengapian Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Nugraha Beni, Sistem Pengisian dan Penerangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 40
Sistem kelistrikan pada sepeda motor terbuat dari rangkaian kelistrikan yang berbeda-beda, namun rangkaian tersebut semuanya berawal dan berakhir pada tempat yang sama, yaitu sumber listrik misalnya baterai. Lalu, apa sebenarnya rangkaian circuit tersebut? Supaya sistem kelistrikan dapat bekerja, listrik harus dapat mengalir dalam suatu rangkaian yang komplit/lengkap dari asal sumber listrik melewati komponen-komponen dan kembali lagi ke sumber listrik. Aliran listrik tersebut minimal memiliki satu lintasan tertutup, yaitu suatu lintasan yang dimulai dari titik awal dan akan kembali lagi ke titik tersebut tanpa terputus dan tidak memandang seberapa jauh atau dekat lintasan yang tempuh. Jika tidak ada rangkaian, listrik tidak akan mengalir. Artinya, setelah listrik mengalir dari terminal positif baterai kemudian melewati komponen sistem kelistrikan, maka supaya rangkaian bisa dinyatakan lengkap, listrik tersebut harus kembali lagi ke baterai dari arah terminal negatifnya, yang biasa disebut massa ground. Untuk menghemat kabel, sambungan connector dan tempat, massa bisa langsung dihubungkan ke body atau rangka besi sepeda motor atau ke mesin. Tahanan, Arus dan Tegangan pada Rangkaian Pada satu rangkaian kelistrikan yang terdapat pada sepeda motor biasanya digabungkan lebih dari satu tahanan listrik atau beban. Beberapa tahanan listrik mungkin dirangkaikan di dalam satu rangkaian/sirkuit dengan salah satu diantar tiga metode penyambungan berikut ini a. Rangkaian Seri b. Rangkaian Paralel c. Rangkaian Kombinasi Seri – Paralel Nilai/jumlah tahanan dari seluruh tahanan yang dirangkaikan didalam sikuit/rangkaian disebut dengan tahanan total combined resistance. Cara perhitungan tahanan, arus dan tegangan dari ketiga jenis rangkaian di atas adalah berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Rangkaian Seri Tipe penyambungan rangkaian seri yaitu bila dua atau lebih tahanan R1, R2, dan R3 dan seterusnya dirangkaikan di dalam satu sirkuit/rangkaian seperti gambar 3. 8 di bawah ini, sehingga hanya ada satu jalur untuk mengalirnya arus. Gambar Rangkaian seri Pada rangkaian seri, jumlah arus yang mengalir selalu sama pada setiap titik/tempat komponen. Sedangkan tahanan total adalah sama dengan jumlah dari masing-masing tahanan R1, R2 dan R3. Dengan adanya tahanan listrik di dalam sirkuit, maka bila ada arus listrik yang mengalir akan menyebabkan tegangab turun setelah melewati tahanan. Besarnya perubahan tegangan dengan adanya tahanan disebut dengan penurunan tegangan voltage drop. Pada rangkaian seri, penjumlahan penurunan tegangan setelah melewati tahanan akan sama dengan tegangan sumber Vt. Adapun rumus arus listrik, tahanan dan tegangan pada rangkaian seri adalah sebagai berikut Itotal = I1 = I2 = I3 Rtotal = R1 + R2 + R3 Vtotal = V1 + V2 + V3 Kuat arus I yang mengalir pada rangkaian seri besarnya sama pada R1, R2 dan R3, sehingga dapat dihitung menjadi V I = Rtotal = I = V R 1 + R 2 + R 3 Bila arus I mengalir pada sirkuit/rangkaian, penurunan tegangan V1, V2 dan V3 setelah melewati R1, R2 dan R3 dihitung dengan Hukum Ohm. V1 = R1 x I V2 = R2 x I V3 = R3 x I Berdasarkan contoh gambar di atas besarnya masing-masing tahanan, kuat arus dan tegangan dapat dihitung sebagai berikut Tahanan total Rtotal = R1 + R2 + R3 = 2 + 4 + 6 = 12 Arus listrik I I = V RtotalV I = R1 + R2 + R3 12V I = 2 + 4 + 6 = 1 A Penurunan tegangan pada R1 V1 = R1 x I = 2 x 1 A = 2 V Penurunan tegangan pada R2 V2 = R2 x I = 4 x 1 A = 4 V Penurunan Tegangan pada R3 V3 = R3 x I = 6 x 1 A = 6 V Rangkaian Paralel Tipe penyambungan rangkaian paralel yaitu bila dua atau lebih tahanan R1, R2, dan R3 dan seterusnya dirangkaikan di dalam satu sirkuit/rangkaian seperti gambar 3. 9 di bawah ini. Salah satu dari setiap ujung tahanan resistor dihubungkan ke bagian yang bertegangan tinggi positif dari sirkuit dan ujung lainnya dihubungkan ke bagian yang lebih rendah negatif. Gambar Rangkaian paralel Pada rangkaian paralel, tegangan sumber baterai V adalah sama pada seluruh tahanan. Sedangkan jumlah arus I adalah sama dengan jumlah arus I1, I2 dan I3 yaitu arus yang mengalir melalui masing-masing resistor R1, R2 dan R3. Adapun rumus arus listrik, tahanan dan tegangan pada rangkaian seri adalah sebagai berikut Vtotal = V1 = V2 = V3 Itotal = I1 + I2 + I3 Rtotal = 1 1 + + R 1 R1 x R2 x R3 R1 + R2 + R3 Kuat arus I yang mengalir pada R1, R2 dan R3, dapat dihitung menjadi V I1 = R1 V I2 = R2 V I3 = R3 Berdasarkan contoh gambar di atas besarnya masing-masing tahanan, kuat arus dan tegangan dapat dihitung sebagai berikut Tahanan total Rtotal = R1xR2 xR3 R1 + R1 + R3 2x4x6 = 2 + 4 + 6 48 = 12 = 4 Arus I1 lewat R1 I1 = I1 = V R1 12V 2 = 6 A Arus I2 lewat R2 I2 = I2 = V R2 12V 4 = 3 A Arus I3 lewat R3 I3 = I3 = V R3 12V 6 = 2 A Tegangan pada pada contoh gambar 3. 9 untuk masing-masing resistor pada rangkaian paralel sama dengan tegangan baterai, yaitu sebesar 12 V. Rangkaian Kombinasi Seri – Paralel Tipe penyambungan rangkaian kombinasi seri – paralel yaitu sebuah tahanan R1 dan dua atau lebih tahanan R2 dan R3 dan seterusnya dirangkaikan di dalam satu sirkuit/rangkaian seperti gambar 3. 10 di bawah ini. Rangkaian seri – paralel merupakan kombinasi gabungan dari rangkaian seri dan paralel dalam satu sirkuit. Gambar Rangkaian kombinasi seri – paralel Tahanan total dalam rangkaian seri – paralel dihitung dengan langkah sebagai berikut a. Menghitung tahanan pengganti RPengganti, yaitu gabungan RPengganti = R2 x R3 R2 + R3 b. Menghitung tahanan total, yaitu gabungan tahanan R1 dan RPengganti yang dihubungkan secara seri. Rtotal = R1 + RPengganti = Rtotal = R1 + R2 x R3 R2 + R3 Besar arus yang mengalir melalui rangkaian dihitung Itotal = I1 = I2 + I3 atau I = V R total=R1 + V R2 x R3 R2 + R3 Tegangan yang bekerja pada R1 V1 dan pada R2 dan R3 Vpengganti dapat dihitung dengan menggunakan rumus V1 = R1 x I Vpengganti = RPengganti x I = Vtotal = V1 + Vpengganti R2 x R3 x I R2 + R3 Selanjutnya berdasarkan contoh gambar di atas besarnya masing-masing tahanan, kuat arus dan tegangan dapat dihitung sebagai berikut Tahanan pengganti RPengganti = R2 x R3 R2 + R3 4x6 = 4 + 6 24 = 10 = 2,4 Tahanan total Rtotal = R1 + RPengganti = 2 + 2,4 = 4,4 Arus total I = = V R total 12 V 4,4 = 2,727 A Tegangan Vpengganti yang bekerja pada tahanan R1 dan R2 sebesar Vpenganti = Rpengganti x I = 2,4 x 2,73 A = 6, 55 V Tegangan pada R1 V1 = R1 x I = 2 x 2,727 A = 5,45 V Tegangan total Vtotal = V1 + Vpengganti = 5,45 + 6,55 = 12 V Arus I2 yang mengalir lewat R2 I2 = V penggantiR2 6,55V = 4 = 1,6375 A Arus I3 yang mengalir lewat R3 I3 = V penggantiR3 6,55V = 6 = 1,0917 A Contoh Aplikasi Jenis Rangkaian pada Sepeda Motor Seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa hampir semua rangkaian kelistrikan pada sepeda motor terdapat tahanan resistor. Bentuk tahanan pada rangkaian bisa berupa tahanan pada bola lampu atau kumparan maupun tahanan resistor biasa. Contoh aplikasi/penggunaan jenis rangkaian, baik rangkaian seri, paralel maupun gabungan seri - paralel pada sepeda motor bisa ditemukan dalam sistem penerangan lampu-lampu dan tanda belok/sein, sistem pengisian yang menggunakan pengaturan tegangan voltage regulator secara elektronik, dan sistem pengapian elektronik. Diantara contoh-contoh tersebut yaitu sistem tanda belok turn signal yang menggunakan flasher tipe kapasitor seperti gambar di bawah ini Gambar Aplikasi jenis-jenis rangkaian pada sepeda motor Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa rangkaian kelistrikan sistem tanda belok tersebut memiliki jenis rangkaian, yaitu a. Rangkaian kombinasi seri - paralel antara tahanan R dengan kumparan L1 dan L2 b. Rangkaian paralel antara lampu sein kiri depan dengan lampu sein kiri belakang Sedangkan untuk menjelaskan salah satu aplikasi rangkaian seri pada sepeda motor, lihat gambar pada pembahasan zener diode. Dalam gambar tersebut terdapat rangkaian seri antara R3 dan R4. 5. Diode Gambar Dioda dan simbolnya Sebuah diode didefinisikan sebagai paduan dua elektroda, satu menjadi positif anoda dan yang lain adalah negatif katoda dan hanya mengijinkan arus mengalir dalam satu arah. Dioda merupakan komponen semikonduktor yang berfungsi untuk mengijinkan arus mengalir di dalam sebuah rangkaian hanya dalarn satu arah forward bias, yaitu dari anoda ke katoda dan memblokirnya saat mengalir dalam arah yang berlawanan reverse bias, hal ini dimungkinkan oleh karena karakteristik dari silicon, atau wafer di dalam diode. Saat sebuah penghantar/konduktor tegangan positif di hubungkan ke anoda dan penghantar tegangan negatif dihubungkan ke katoda, arus mengalir melalui diode. Jika penyambungan ini dibalik, arus tidak akan dapat mengalir sebab pemblokiran dari karakteristik silicon wafer, oleh karena itu diode beraksi sebagai katup satu arah check valve dan mengijinkan arus mengalir hanya satu arah. Gambar Contoh aplikasi penggunaan dioda Contoh Aplikasi Diode pada Sepeda Motor Aplikasi/penggunaan dioda pada sistem kelistrikan sepeda motor bisa ditemukan dalam rangkaian sistem penerangan maupun sistem pengisian yang menggunakan generator AC alternator, seperti terlihat pada gambar di bawah ini Gambar Contoh aplikasi penggunaan diode pada sepeda motor Berdasarkan gambar di atas, diode rectifier bekerja untuk merubah arus AC bolak-balik yang dihasilkan alternator menjadi arus Dc searah. Arus DC ini kemudian disalurkan ke baterai dan beban load seperti lampu tanda belok/sein.
Artikel kali ini akan membahas tentang terdiri dari komponen kelistrikan apa saja sebuah kendaraan listrik itu?, jalurnya bagaimana?, dan wiring diagramnya bagaimana?. Secara dasar minimal komponen-komponen nya sebuah kendaraan ringan listrik semuanya sama. Seperti sepeda motor listrik, sepeda listrik, becak listrik , gokart listrik, gerobak listrik dan kendaraan sejenisnya, itu memiliki skema kelistrikan dan komponen-komponen yang hampir sama. megnenal bagian part elektronik sepeda motor listrik Secara umum kelistrikan kendaraan listrik dibagi menjadi 2. Yaitu kelistrikan Utama motor penggerak dan kelistrikan body. Kelistrikan utama motor penggerak secara minimal standar terdiri dari 1. Motor / dinamo penggerak 6. Komponen pendukung kunci kontak, MCB, contacktor, saklar pembalik, sekering, dll Sedangkan kelistrik body antara lain meliputi sistem 5. Kelistrikan aksesoris, panel instrument, dashboard dan speedometer. bagian part jika kendaraan bentuk sepeda kayuh listrik MENGENAL JALUR KELISTRIKAN MOTOR PENGGERAK. Berikut adalah skema diagram blok kelistrikan dari motor, kontroller, handle gas, baterai dan charger. Standar minimal wiring diagram motor penggerak Keterangan tiap bagian komponen adalah sebagai berikut 1. Motor Dinamo Dinamo atau motor penggerak adalah sebuah kompnen paling penting dalam kendaraan listrik. Secara umum di sekitar kita ada 2 jenis yang paling umum, yaiut dinamo dengan 2 kabel atau brushed DC, dan dinamo dengan 3 kabel phase atauyang disebut dengan BLDC. Meski motor penggerak tidak Cuma 2 itu saja. Masih ada model-model lain, selengkapnya ada di artikel berikut Jenis-jenis motorpenggerak kendaraan listrik. macam macam motor penggerak. 2. Kontroller Kontroller adalah driver untuk memutar dan mengontrol sebuah motor dinamo. 1 kontroller hanya mampu mendrive 1 motor saja. Jadi apabila menggunakan 2 motor , maka kontroller wajib enggunakan 2 juga. Jenis dan spesifikasi kontroller wajib sesuai dengan motor dinamo yang digunakan. Wiring perkabelan tiap kontroller juga berbeda-beda setiap merk nya. Namun secara minimal dasar, sama persis seperti wiring diagram diatas. macam macam kontroller 3. Handle gas / throttle Handle gas di tangan atau pedal gas di kaki adalah komponen yang berfungsi untuk mengatur putaran motor dengan cara memberikan signal data ke kontroller. Komponen ini sama persis cara penggunaannya seperti pada kendaraan bensin pada umumnya. Hanya saja pada kendaraan listrik output yang dihasilkan adalah berupa signal data elektronik. 4. Baterai / AKI Baterai adalah sumber utama dalam kendaraan listrik. Jika di kendaraan mesin bakar maka bensin BBM adalah sumber nya, maka di kendaraan listrik adalah baterai. Banyak temen perakit menganggap baterai itu mahal?, Tidak harga baterai memang tinggi, namun itu lebih murah daripada beli bensin selama 3 tahun yang dijadikan 1 waktu. Selengkapnya bagaimana memilih baterai dapat dilihat disini Memilih baterai kendaraan listrik 5. Charger charger adalah adalah alat untuk mengisi energy baterai yang habis dari sumber listrik. Jenis charger harus menyesuiakan spesifikasi dan jenis baterai yang dipakai. Pemilihan charger yang tidak tepat akan membuat baterai berumur pendek. Jadi charger harus tepat sesuai dengan baterainya. Lithium baterai Charger SLA baterai charger 6. Kelistrikan pendukung Kelistrikan pendukung secara minimal ada 2. Yatu saklar utama power on atau kunci kontack, dan yang ke 2 adalah MCB atau sekering pengaman. Untuk lebih detail mengenai macam macam sekering pada kendaraan listrik selengkapnya ada di macamsekaering kendaraan listrik JALUR KELISTRIKAN BODY DAN AKSESORIS Skema kelistrikan body dan aksesoris adalah sistem yang terpsiah dari kelistrikan utama motor penggerak. Jadi wajar saja jika sebuah kendaraan listrik motor tidak work berjalan tapi lampu-lampu kelistrikan dan klakson tetep menyala. Karena sistem ini murni terpisah. Secara block diagram adalah sebagai berikut Secara umum sama seperti kelistrikan pada kendaraan sepeda motor bensin pada umumnya. Yang membedakan disini hanyalah DC converter saja. DC converter adalah power suplay 12V untuk kelistrikan body. DC converter berfungsi menurunkan tegangan dari 48V atau 36V menjadi 12V. Sehingga dalam kelistrikan body tidak perlu lagi menggunakan aki 12V secara terpisah. DC CONVERTER / REDUCER SEMOGA BERMANFAAT
gambar rangkaian kelistrikan sepeda motor